Berdasarkan sumber : www.avicenia.8m.com/tanah-terjanji.htm
Orang Israel boleh mempunyai konsep tentang Jerusalem, tetapi juga tidak bisa disalahkan kalau orang Palestina (Arab) dan orang-orang Kristen juga memiliki konsep sendiri tentang Jerusalem. Bagi orang Kristen, misalnya, Jerusalem adalah sebuah tempat di mana Jesus, Sang Mesiah, menderita, wafat, dan bangkit dari mati dalam kemuliaan. Di kota itu pula, Ia akan datang kembali untuk menegakkan pengadilan terakhir, di hari kiamat.
Orang Kristen juga berkeyakinan bahwa di Jerusalem-lah, Perjanjian Akhir diselenggarakan. Dan, di kota itu pula di hari Pantekosta, yang menandai kelahiran Gereja, Roh Kudus turun. Sebagai tempat ziarah, Jerusalem tiada duanya.
Bagi umat Muslim, Jerusalem (Al Quds) adalah tempat terkudus ketiga setelah Mekkah dan Madinah. Di Jerusalem Timur, terdapat Mesjid Al Aqsa, yang merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum dialihkan ke Masjidil Haram di Mekkah (Arab Saudi). Di Jerusalem pula, peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW terjadi.
Perang Salib I
Pada akhir abad ke-10 Dinasti Makedonia bangkit sebagai kekuatan besar di Mediterania Timur menyaingi Kekhalifahan Fatimiyah.Dinasti Seljuk dapat merebut Baitul Maqdis pada tahun 1078 dari kekuasaan dinasti Fatimiyah yang berkedudukan di Mesir.
Pada 27 November 1095, Paus Urbanus II menggelar Konsili Clermont dan menyerukan kepada semua yang hadir untuk mengangkat senjata di bawah tanda Salib dan melancarkan perang suci untuk merebut kembali jerusalem dan Timur dari tangan Muslim
Pada musim semi tahun 1095 M, 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan Norman[14], berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina.
Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan County Edessa dengan Baldwin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiokhia dan mendirikan Kepangeranan Antiokhia di Timur, Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis (Yerusalem) pada 15 Juli 1099 M[15] dan mendirikan Kerajaan Yerusalem dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Baitul Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota Akka (1104 M),Tripoli (1109 M) dan kota Tyre (1124 M). Di Tripoli mereka mendirikan County Tripoli, rajanya adalah Raymond.
Selanjutnya, Syeikh Imaduddin Zengi pada tahun 1144 M, penguasa Mosul dan Irak, berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa. Namun ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Syeikh Nuruddin Zengi. Syeikh Nuruddin berhasil merebut kembali Antiokhia pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M, seluruh Edessa dapat direbut kembali
Perang Salib II
Perang Salib III
Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslim sangat memukul perasaan Tentara Salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Selanjutnya, Tentara Salib dipimpin olehFrederick Barbarossa raja Jerman, Richard si Hati Singa raja Inggris, dan Philip Augustus raja Perancis memunculkan Perang Salib III.[18] Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M dengan dua jalur berbeda. Pasukan Richard dan Philip melalui jalur laut dan pasukan Barbarossa - saat itu merupakan yang terbanyak di Eropa - melalui jalur darat, melewati Konstantinopel. Namun, Barbarossa meninggal di daerah Cilicia karena tenggelam di sungai, sehingga menyisakan Richard dan Philip. Sebelum menuju Tanah Suci, Richard dan Philip sempat menguasai Siprus dan mendirikan Kerajaan Siprus. Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalahuddin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota kerajaan Latin. Philip kemudian balik ke Perancis untuk "menyelesaikan" masalah kekuasaan di Perancis dan hanya tinggal Richard yang melanjutkan Perang Salib III. Richard tidak mampu memasuki Palestina lebih jauh, meski bisa beberapa kali mengalahkan Shalahuddin. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara Tentara Salib dengan Shalahuddin yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan diganggu.[19]
Perang Salib IV
Pada tahun 1219 M, meletus kembali peperangan yang dikenal dengan Perang Salib periode keenam, dimana tentara Kristen dipimpin oleh raja Jerman, Frederik II, mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang Kristen Koptik. Dalam serangan tersebut, mereka berhasil menduduki Dimyath, raja Mesir dari Dinasti Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamil, membuat penjanjian dengan Frederick. Isinya antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyath, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina, Frederick menjamin keamanan kaum muslimin di sana, dan Frederick tidak mengirim bantuan kepada Kristen diSyria. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum muslimin tahun 1247 M, pada masa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya.
Ketika Mesir dikuasai oleh Dinasti Mamalik yang menggantikan posisi Dinasti Ayyubiyyah, pimpinan perang dipegang oleh Baibars, Qalawun, dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslim tahun 1291 M. Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, diSpanyol, sampai umat Islam terusir dari sana.
Kemudian pada tanggal 29 Mei 1453, Kesultanan Utsmaniyah dalam Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah merebut Konstantinopel menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium)
sumber: id.wikipedia.org/wiki/Perang_Salib
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »